Empat Hari Menghilang, Ke Mana Sherly dan Teman-temannya Pergi?
Zahara Safitri – Tim Nautica (SKM) Gorontalo
Wisata Hiu Paus Botubarani mulai popular sejak tahun 2016, namun kemunculannya menurut warga setempat sudah sejak 2014. Kemunculannya disebabkan karena banyak faktor, seperti tersedianya pasokan makanan yang melimpah seperti plankton dan Nike (Sekumpulan larva berbagai jenis ikan), selain itu dikarenakan adanya pabrik pengelola udang yang limbahnya (berupa kepala dan kulit udang) langsung dibuang ke laut.
Huangobotu, Zahara – Keberadaan Sherly dan teman-temannya, hiu paus yang menjadi ikon wisata di Botubarani, beberapa waktu lalu sempat menjadi tanda tanya besar. Hewan raksasa yang telah menjadi daya tarik utama bagi wisatawan sejak tahun 2016 itu, dilaporkan hilang akibat banjir BAH yang menerjang kawasan tersebut pada tanggal 21 Oktober 2024. Seperti diketahui, wisata hiu paus di Botubarani telah menjadi salah satu destinasi wisata yang cukup populer di Indonesia. Keunikan interaksi antara wisatawan dan hiu paus yang terbilang jinak, membuat banyak orang penasaran untuk menyaksikan langsung keindahan makhluk laut tersebut. “Hilangnya Sherly tentu saja sangat berdampak pada perekonomian kami. Banyak wisatawan yang datang khusus untuk melihat Sherly,” ucap Abdul Wahab selaku ketua POKDARWIS (30/09/24). “Karena kalau ada Sherly, dalam sebulan pengunjung bisa mencapai 1000 lebih sampai pernah mendapatkan juara 3 pengunjung desa wisata terbanyak se Indonesia tahun 2016”, tambahnya.
Botubarani dan Sherly beserta teman-temannya
Faktor Penyebab Kemunculan dan Hilangnya Hiu Paus
Kemunculan hiu paus di perairan Botubarani memang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Selain ketersediaan makanan yang melimpah, limbah dari pabrik pengolahan udang yang dibuang ke laut juga turut menyumbang pada pertumbuhan populasi plankton, makanan utama hiu paus. Namun, kondisi alam yang dinamis juga menjadi faktor penentu utama. Banjir BAH yang terjadi akibat hujan terus-menerus telah mengubah kondisi perairan Botubarani. Perubahan suhu, salinitas, dan arus laut yang signifikan dapat membuat hiu paus mencari habitat yang lebih sesuai. Cuaca memang menjadi faktor yang sangat berpengaruh, Hiu paus adalah hewan yang sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Kemungkinan ketika terjadi banjir BAH yang mengubah kualitas perairan Botubarani, Sherly dan teman-temannya berpindah ke wilayah lain yang lebih kondusif dan sesuai dengan kebutuhan hidupnya.
Kondisi Botubarani ketika Banjir BAH datang
Dampak Bagi Masyarakat Lokal
Hilangnya Sherly dan teman-temannya tentu saja memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Banyak warga yang menggantungkan hidupnya pada sektor pariwisata, terutama wisata hiu paus.
“Dulu, banyak dari kami yang bekerja sebagai nelayan. Namun, sejak adanya wisata hiu paus, kami beralih profesi menjadi pemandu wisata,” ujar Olis selaku Ketua Kelompok Orca dan Pemandu Perahu (30/09/2024). “Dengan hilangnya Sherly, mata pencaharian kami menjadi terancam,” tambahnya.
“Sampai saat ini, belum ada solusi jika Sherly tidak muncul. Kami hanya melakukan pengembalian dana full kepada wisatawan jika Sherly tetap tidak muncul”, ujar POKDARWIS setempat.
Momen wawancara dengan salah satu anggota POKDARWIS setempat
Kembalinya Sherly
Setelah empat hari dilakukan monitoring secara terus menerus terkait kemunculan Sherly, akhirnya pada hari kelima, muncul titik terang. YA SHERLY KEMBALI! Ternyata jika dilihat dari pergerakannya yang dipantau melalui tagging (radar) yang dipasangkan pada siripnya, Sherly dan teman-temannya hanya berenang di sekitar perairan Teluk Tomini untuk mencari perairan yang masih sesuai untuk kebutuhan hidupnya.
Kejadian kali ini, sangat berbeda dengan kejadian pada bulan Juni 2024 lalu. Sherly menghilang hingga kurang lebih 2 pekan. Hal ini disebabkan karna datangnya rombongan Paus Orca ke perairan Botubarani. Sherly yang merupakan hiu paus pintar dan jinak terhadap manusia, ketakutan akan kehadiran Orca si paus pemangsa. Oleh karena itu, Sherly berenang cukup jauh untuk menghindari predator ganas tersebut. Kabarnya Sherly masih berada di perairan Sulawesi, tetapi teman-temannya berenang menjauhi perairan Sulawesi.
Tagging/radar yang terpasang pada sirip hiu paus
Upaya Pelestarian
Pemerintah daerah bersama dengan masyarakat setempat telah berupaya untuk melestarikan habitat hiu paus di Botubarani. Namun, bencana alam seperti banjir BAH tentu menjadi tantangan tersendiri.
“Kalau disini pengawasan dari BPSPL, Dinas Pariwisata, dan Amartha rutin dan terus dilakukan sebagai upaya konservasi untuk menjaga kelestarian hiu paus,” ujar Arpan Napu selaku ketua pangkalan 4 (30/09/24). ”Saya berharap adanya atraksi penggalian adat Gorontalo untuk menarik wisatawan, agar kami disini tidak hanya bergantung terhadap kemuncul Sherly” tambah Abdul Wahab (30/09/24).
Ayo dukung kelestarian Hiu Paus
Dengan adanya Sherly dan teman-temannya, semoga Pemerintah dan masyarakat dapat tetap memperhatikan dan menjaga kelestarian lingkungan, tetap memperhatikan regulasi yang ada guna menjaga kelestarian hiu paus yang merupakan hewan berkategori dilindungi penuh, dan mengembangkan pariwisata secara berkelanjutan, agar wisata hiu paus di Botubarani dapat terus dan semakin berjaya di masa depan.