Permasalahan Yang Tak Kunjung Tuntas, Bencana Alam Tanah Longsor Bone Bolango

Anggun Cahya Ayuningtias – Tim Nautica (SKM) Gorontalo

IMG_20241101_133108_933
Apa sih penyebab tanah longsor tidak pernah teratasi, bagaimana tanggapan pemerintah. Tanah longsor merupakan salah satu jenis gerakan tanah atau batuan ataupun percampuran keduanya menuruni atau keluar lereng bukit akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau bebatuan. Tanah longsor terjadi karena adanya gangguan kestabilan pada tanah atau bebatuan yang membentuk dan menyusun lereng.

Huangobotu, Anggun – Bencana Tanah longsor menjadi salah satu ancaman bahaya bencana alam yang dapat menimbulkan resiko terhadap kehidupan manusia dan masyarakat setempat yang berada pada wilayah terdampak. Akibatnya terjadi kerusakan lingkungan, korban manusia serta kerugian harta benda. Potensi tanah longsor disebabkan oleh kondisi-kondisi geomorfologi, geologi tabah, dan batuan yang menyusun lereng serta bukit, iklim serta hidrologi diwilayah tersebut. Gorontalo adalah ruang, tempat hidup bagi sekitar 1,1 juta jiwa manusia. Ruang ini secara spasial memiliki luas 11.257,07 km2, secara geografis terhampar di antara  0° 19’ – 0° 57’ Lintang Utara dan 121° 23’ – 125° 14’ Bujur Timur (Permendagri, 2017).

    Kondisi geologi dan fisiografi wilayah Gorontalo bisa dikatakan unik, wilayah ini didominasi oleh perbukitan, pegunungan, jejeran punggungan bukit-gunung yang bentuk lahannya berlereng curam-terjal. Kira-kira sekitar 60-70% menurut perkiraan saya sendiri, luas wilayah ini termasuk fisiografi perbukitan-pegunungan yang dimanfaatkan penggunaan lahannya untuk perkebunan ataupun termasuk kawasan hutan. Oleh karena itu, hanya sekitar 30-40% luas Wilayah Gorontalo yang masuk kedalam bentuk lahan datar-agak datar yang dpat digunakan sebagai wilayah aman untuk membangun sekolah, rumah maupun kios perdagangan. Keadaaan tersebutlah yang menyebabkan kondisi bencana alam tanah longsor tidak kian terselesaikan sampai saat ini.

IMG_20241101_133112_743
Jalan Trans Sulawesi, Bone Bolango. (Tim Nautica/Anggun Cahya Ayuningtias)

   Menurut penjelasan dari wahab selaku penduduk kelahiran bonebolango menjelaskan “Bencana longsor ini memang kera menjadi permasalahan yang sampai sekarang belum bisa di tuntaskan” tuturnya. Selain dari letak dataran yang memiliki kemiringan yang cukup curam terdapat beberapa hal yang menjadi pemicu terjadinya bencana alam tanah longsor diantaranya temperatur dan curah hujan yang cukup tinggi dapat memacu terjadinya proses pelapukan batuan pada lereng (proses pembentukan tanah) yang mengakibatkan lereng akan tersusun oleh tanah yang tebal. Lereng terdiri dari tanah yang tebal berpotensi untuk terjadinya perggerakan massa tanah. Penebangan dan pemanfaatan tanah perbukitan dan atau lereng yang terjal sebagai lahan persawahan, perladangan, dan adanya genangan air diatasnya akan memicu terjadinya tanah longsor.

IMG_20241101_133128_702
Papan Peringatan di Jalan Trans Sulawesi, Bone Bolango. (Tim Nautica/Anggun Cahya Ayuningtias)

    Pemerintah kerap melakukan banyak upaya untuk mengatasi bencana tanah longsor dengan aktif mengawasi wilayah rawan tanah longsor menurut keterangan Agus Cahyono Adi. (RD) selaku Kepala Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara, dan Panas Bumi menyatakan “Masyarakat dihimbau untuk selalu waspada terhadap bencana alam, terutama selama musim penghujan. Dan diminta untuk mengikuti arahan petugas terkait dan tidak memasuki wilayah berbahaya,”. 

    Berdasarkan hasil survei yang saya lakukan pada 2 november 2024 pada beberapa kawasan pesisir bone bolango yang rawan akan bencana longsor sudah dilakukan peringatan dan papan pemberitahuan untuk berhati-hati dan dilakukan pengosongan ruang pada kawasan tanah longsor. Dalam hal ini tidak hanya pemerintah yang peduli akan tetapi masyarakat setempat juga ikut memperhatikan dan sadar akan keselamatan dari bencana alam tanah longsor.