POTENSI DESA HUANGOBOTU DAN DESA BOTUBARANI SEBAGAI DESA MANDIRI PENGHASIL KEKAYAAN LAUT MELALUI TEKNIK BUDIDAYA BIOFLOK

Rangga Saputra, Avny Eka Sartika, Yustina – Tim 1 ISCORE

Jepretan Layar 2024-12-12 pada 14.32.13
Kegiatan nelayan yang tergantung pada cuaca yang tidak menentu serta kondisi Desa Huangobotu dan Desa Botubarani sebagai desa pesisir, menghadirkan potensi untuk memulai budidaya perairan. Budidaya dapat meningkatkan pendapatan secara stabil, memproduksi hasil laut secara mandiri, mendukung UMKM dan dapat melestarikan laut. Salah satu teknik budidaya yang dapat dengan mudah dilakukan adalah teknik budidaya bioflok.

Bioflok merupakan teknik budidaya yang memberi banyak kemudahan dan keuntungan dalam pelaksanaannya. Selain hemat pakan dan hemat lahan, teknik budidaya ini juga ramah lingkungan karena kotoran ikan akan diubah sedemikian rupa menjadi pakan ikan itu sendiri. Teknik budidaya yang memanfaatkan mikroorganisme ini juga dapat meningkatkan kualitas hasil budidaya.

Teknik budidaya bioflok menjadi salah satu teknik budidaya yang semakin populer dalam budidaya perikanan saat ini, sistem budidaya ini bukan hanya termasuk dalam budidaya yang ramah lingkungan tetapi juga sangat efisien dari segi ekonomi masyarakat. Salah satu alasan teknik budidaya bioflok harus dilakukan, karena dengan adanya teknik budidaya ini maka pengelolaan limbah akan semakin menjadi efisien, bioflok dapat membantu mengurangi polusi lingkungan dan dapat mengubah limbah menjadi bentuk yang mudah untuk dikelola atau dimanfaatkan. Teknik ini juga dapat dilakukan di berbagai lokasi, mampu mengefisienkan penggunaan pakan ikan dan dapat meningkatkan produktivitas budidaya masyarakat setempat.

Teknik budidaya bioflok merupakan sebuah sistem budidaya perikanan yang memanfaatkan mikroorganisme berupa bakteri untuk mengolah kotoran ikan dan sisa pakan menjadi pakan baru yang baik untuk kualitas ikan. Untuk membentuk bioflok, diperlukan bahan-bahan khusus seperti garam krosok, kapur dolomit, molase, dan probiotik. Semua bahan akan dilarutkan dalam air dan dimasukkan ke dalam kolam berisi air. Penambahan benih ikan dilakukan 1-2 minggu setelah larutan dimasukkan atau setelah terbentuk gumpalan-gumpalan di dalam kolam yang menandakan bahwa bioflok sudah siap digunakan.

Manfaat yang dijanjikan teknik budidaya bioflok

Teknik bioflok dapat memberikan banyak keuntungan dibandingkan dengan budidaya biasa. Pelaksanaannya tidak memerlukan lahan yang besar karena kolam yang digunakan biasanya berupa lingkaran dengan diameter 1-3 meter dan tinggi 2 meter. Teknik ini dapat mengurangi limbah berupa sisa pakan dan kotoran ikan karena akan diolah menjadi pakan baru oleh bakteri dalam bioflok. Pakan baru hasil kerja bakteri tersebut merupakan pakan tambahan berprotein sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan menghemat pakan. Dengan berkurangnya kotoran akibat adanya bakteri, air dalam kolam cenderung tidak bau dan tidak keruh. Tentunya hal ini akan menghemat pemakaian air.

Banyak sekali pihak yang akan diuntungkan dengan adanya budidaya. Teknik bioflok yang dapat dengan mudah dilakukan dan tidak menimbulkan pencemaran, seperti bau tidak sedap, membuat semua kalangan bisa menerapkannya. Mulai dari para nelayan hingga ibu rumah tangga, semuanya dapat memulai bahkan dari halaman belakang rumah.

Dengan menerapkan teknik budidaya bioflok, selain memberikan keuntungan bagi pelaku budidaya berupa penghematan anggaran pakan dan air serta meningkatkan produktivitas, teknik budidaya bioflok juga menghadirkan manfaat bagi lingkungan berupa pengurangan limbah air. Kemandirian pangan akan menimbulkan efek domino terhadap perkembangan sektor ekonomi lain di Desa Huangobotu dan Desa Botubarani. Hasil budidaya yang baik akan memberi akses lebih mudah kepada para pelaku UMKM pengolahan hasil laut. Tentunya, dampak positif juga akan dirasakan oleh laut karena sumber dayanya yang tidak dieksplotasi.